La Vita eta bella

In Everything I do. Persahabatan itu seperti Pelangi, warnanya berbeda-beda namun membentuk keindahan

Hikayat Batu dan pohon Ara

Kiriman dari teman.....
Semoga bermanfaat ya :)

------------------------------------------------------------------------------------
Alkisah pada suatu saat di sebuah negeri di timur tengah sana.
Seorang saudagar yang sangat kaya raya tengah mengadakan perjalanan bersama kafilahnya. Di antara debu dan bebatuan, derik kereta diselingi dengus kuda terdengar bergantian. Sesekali terdengar lecutan cambuk sais di udara.
Tepat di tengah rombongan itu tampaklah pria berjanggut, berkain panjang dan bersorban ditemani seorang anak usia belasan tahun. Keduanya berpakaian indah menawan. Dialah sang Saudagar bersama anak semata wayangnya. Mereka duduk pada sebuah kereta yang mewah berhiaskan kayu gofir dan permata yaspis. Semerbak harum bau mur tersebar di mana-mana. Sungguh kereta yang mahal.

Iring-iringan barang, orang dan hewan yang panjang itu berjalan perlahan, dalam kawalan ketat para pengawal. Rombongan itu bergerak terus hingga pada suatu saat mereka di sebuah tanah lapang berpasir.
Tampak bebatuan diletakkan teratur di beberapa tempat. Pemandangan ini menarik bagi sang anak sehingga ia merasa perlu untuk bertanya pada ayahnya.

"Bapa, mengapa tampak olehku bebatuan diletakkan dengan teratur di sekitar daerah ini. Apakah gerangan semua itu?"

"Pengamatanmu amat baik, anakku," jawab Ayahnya, "bagi orang biasa itu hanyalah batu, tetapi bagi mereka yang memiliki hikmat, semua itu akan tampak berbeda".

"Apakah yang dilihat oleh kaum cerdik cendikia itu, Bapa?, tanya anaknya kembali.

"Mereka akan melihat itu sebagai mutiara hikmat yang tersebar, memang hikmat berseru-seru di pinggir jalan, mengundang orang untuk singgah, tetapi sedikit dari kita yang menggubris ajakan itu."

"Apakah Bapa akan menjelaskan perkara itu padaku?"

"Tentu buah hatiku", sahut Sang Saudagar sambil mengelus kepala anaknya.

"Dahulu, ketika aku masih belia, hal inipun menjadi pertanyaan di hatiku. Dan kakekmu, menerangkan perkara yang sama, seperti saat ini aku menjelaskan kepadamu. Pandanglah batu-batu itu dengan seksama. Di balik batu itu ada sebuah kehidupan. Masing-masing batu yang tampak olehmu sebenarnya sedang menindih sebuah biji pohon ara."

"Tidakkah benih pohon ara itu akan mati karena tertindih batu sebesar itu Bapa?"

"Tidak anakku. Sepintas lalu memang batu itu tampak sebagai beban yang akan mematikan benih pohon ara. Tetapi justru batu yang besar itulah yang membuat pohon ara itu sanggup bertahan hidup dan berkembang sebesar yang kau lihat di tepi jalan kemarin."

"Bilakah hal itu terjadi Bapa?"

"Batu yang besar itu sengaja diletakkan oleh penanamnya menindih benih pohon ara. Mereka melakukan itu sehingga benih itu tersembunyi terhadap hembusan angin dan dari mata segala hewan. Sampai beberapa waktu kemudian benih itu akan berakar, semakin banyak dan semakin kuat. Walau tidak tampak kehidupan di atas permukaannya, tetapi di bawah, akarnya terus menjalar. Setelah dirasa cukup barulah tunasnya akan muncul perlahan. Pohon ara itu akan tumbuh semakin besar dan kuat hingga akhirnya akan sanggup menggulingkan batu yang menindihnya.
Demikianlah pohon ara itu hidup. Dan hampir di setiap pohon ara akan kau temui, sebuah batu, seolah menjadi peringatan bahwa batu yang pernah menindih benih pohon ara itu tidak akan membinasakannya. Selanjutnya benih itu menjadi pohon besar yang mampu menaungi segala mahluk yang berlindung dari terik matahari yang membakar."

"Apakah itu semua tentang kehidupan ini Bapa?" tanya anaknya. Sang Saudagar menatap anaknya lekat-lekat sambil tersenyum, kemudian meneruskan penjelasannya.

"Benar anakku. Jika suatu saat engkau di dalam masa-masa hidupmu, merasakan terhimpit suatu beban yang sangat berat ingatlah pelajaran tentang batu dan pohon ara itu. Segala kesulitan yang menindihmu, sebenarnya merupakan sebuah kesempatan bagimu untuk berakar, semakin kuat, bertumbuh dan akhirnya tampil sebagai pemenang. Camkanlah, belum ada hingga saat ini benih pohon ara yang tertindih mati oleh bebatuan itu. Jadi jika benih pohon ara yang demikian kecil saja diberikan kekuatan oleh Sang Khalik untuk dapat menyingkirkan batu di atasnya, bagaimana dengan kita ini. Dan Yang Maha Perkasa itu bahkan sudah menanamkan keilahian-Nya pada diri-diri kita. Dan menjadikan kita, manusia ini jauh melebihi segala mahluk di muka bumi ini. Perhatikanlah kata-kata ini anakku. Pahatkan pada loh-loh batu hatimu, sehingga engkau menjadi bijak dan tidak dipermainkan oleh hidup ini.

Read More..

Tidak Pernah tahu klu belum mencoba

Setelah beberapa hari mencoba, memang ada penambahan di komisi, semakin banyak cabang kita dibawah maka semakin banyak penambahannya. Memang belum dicoba mengambil komisi sih..kalau banyak yang mendaftarkan diri sebagai downline saya, dan seterusnya banyak yang mendaftarkan diri sebagai downline kamu…kita coba liha saja nanti…J (belum terbukti tapi kapan mau buktiin yah,…lagian tidak ada biaya kok…hehehehehehe)

Dear Rekan, saya belum pernah mengikuti seperti ini, tapi ingin membuktikan sendiri apa benar adanya…
Sewaktu saya coba mendaftarkan diri tidak ada biaya apapun yang harus dikeluarkan, hanya mendaftarkan diri saja, trus setelah account kita aktif, kita tinggal mempromosikan ke rekan2 yang lain….(Free of Charge)
Kita tidak pernah tahu kalau belum mencoba…


Silahkan Join disini

Read More..

Pages

About Me

My photo
Ingatlah bahwa dunia ini hanya sementara, hidup yang kekal adalah di akhirat nanti. kalau kita tak takut dosa teruslah berbuat angkara murka, teruslah berbuat dholim, tapi ingat bahwa semua itu tidak akan lama karena kita akan dimintai tanggung jawab atas segala apa yang pernah kita perbuat. Hiduplah sesuka hatimu, tapi ingat kita akan mati. Persiapkan bekal untuk akhirat. salah satu amalan jahiriah adalah ilmu yang bermanfaat. semoga blog ini bermanfaat untuk kita semua... aamiin :) Allahu Akbar!!!
Wenda Novayani's Facebook Profile
Pesan Hari Ini...

Search

Link exchange

Followers